Pages

Sabtu, 28 Juli 2012

Permukaan Es di Greenland mencair


97 Persen permukaan es Greenland mencair
97 Persen permukaan es Greenland mencair. © Nasa.gov
Kategori
Teknologi
Sains
3
Reporter: Dwi Andi Susanto
Sudah sebegitu panaskah suhu di bumi sekarang? Permukaan es di Greenland dikabarkan mencair sekitar 97 persen. Global Warming diyakini menjadi salah satu penyebabnya.

Mencairnya es di beberapa tempat di bumi seperti Kutub Utara dan Selatan atau juga Greenland kerap terjadi setiap tahunnya. Pada umumnya, permukaan es yang mencair di tempat-tempat tersebut hanya sekitar beberapa persen saja. Namun, beberapa peneliti dari NASA Jet Propulsion Laboratory, Pasadena, California mendapati suatu keganjilan di permukaan es Greenland. NASA Jet Propulsion Laboratory mengemukakan fenomena aneh tersebut setelah menganalisa hasil pantauan dari tiga satelit independen yang diterima mereka.

Pada tanggal 8 Juli lalu, permukaan es Greenland mencair sekitar 40 persen, akan tetapi empat hari sesudahnya, mencairnya permukaan es di tempat tersebut mencapai 97 persen. "Hal ini sangat aneh yang membuat saya bertanya ketika melihat fenomena tersebut pertama kali: apakah ini nyata atau data eror?," ungkap Son Nghiem, salah seorang peneliti di NASA Jet Propulsion Laboratory kepada Nasa.gov.

Tentu saja, mencairnya es di Greenlad tersebut mengundang perhatian dari beberapa pakar seperti Glasiolog, Klimatolog dan Hidrolog untuk meneliti fenomena tersebut. Klimatolog dari University of Georgia Thomas Mote mengatakan, "Kita semua terkejut. Mencairnya es di Greenland dalam jumlah besar terakhir terjadi pada tahun 1889. Itu pun hanya sekitar 75 persen saja."

Asumsi sementara yang diambil oleh para pakar menyebutkan bahwa mencairnya es di Greenland disebabkan oleh udara panas di atas Greenland hasil dari musim kemarau yang berkepanjangan di Amerika Serikat. Awal musim panas ini, gelombang panas dari Atlantik
Utara pernah meluncur deras ke arah Greenland.

"Ketika gelombang panas tersebut berlalu, yang tertinggal hanyalah udara hangat yang berhenti di atas Greenland," ujar Mote yang dikutip oleh Newscientist. Namun, Lora Koenig, seorang Glasiolog dari NASA Goddard Space Flight Center mengatakan bahwa hal tersebut merupakan hal wajar karena setiap 150 tahun sekali permukaan es di Greenland selalu mengalami siklus pencairan dalam jumlah besar. "Namun, apabila hal tersebut berlanjut sampai beberapa tahun ke depan, maka kita perlu mulai khawatir," jelas Koenig kepada Nasa.

Mencairnya sebagian besar es di Greenland tersebut menjadikan salah satu faktor penyebab naiknya tingkat permukaan laut. Para peneliti mengatakan bahwa permukaan laut selalu naik 3 mm setiap tahunnya. Sampai sekarang banyak permukaan es di Greenland yang meleleh karena naiknya suhu udara di tempat tersebut. Salah satu contoh paling baru adalah terbelah dan lepasnya sebuah gunung es sebesar dua kali Manhattan di Petermann, barat laut Greenland, Rabu (18/07).

Walaupun belum terdapat bukti bahwa Global Warming atau pemanasan global menjadi biang keladi atas mencairnya permukaan es dalam volume besar di Greenland tersebut, namun sejak munculnya revolusi industri pada abad ke-18, banyak teknologi maju yang ikut andil terhadap munculnya emisi dan polusi. Oleh karenanya, belum terlambat untuk mulai melakukan pencegahan dan pembenahan dalam segala hal. Stop Global Warming!

Second News:
TEMPO.CO San Fransisco - Hampir semua lembaran-lembaran es di Greenland tiba-tiba mulai mencair bulan ini. Peristiwa ini membuat para ilmuwan terkejut.

Bahkan tempat paling dingin di Greenland dan tertinggi, stasiun Summit, juga menunjukkan tanda-tanda mencair. Mencairnya inti es itu terakhir terjadi pada tahun 1889 dan terjadi sekitar sekali setiap 150 tahun.

National Aeronautics and Space Administration (NASA) menunjukkan  pencairan ini belum pernah terjadi sebelumnya. Berdasar pemantauan tiga satelit milik lembaga ini, pencairan dimulai pada tanggal 8 Juli dan empat hari berikutnya secara berturut-turut.

Adalah biasa es mencair selama musim panas. Namun yang tak biasa, pencairan itu terjadi dalam sekejap dan di area yang luas.

"Ada gelombang udara hangat di atas lapisan es Greenland dan mencairkannya," kata ilmuwan NASA, Tom Wagner.

Es mencair dari 40 persen lapisan es dalam empat hari, menurut NASA. Sampai saat ini, ini adalah pencairan paling luas yang dilihat oleh satelit dalam tiga dekade terakhir, yaitu sekitar 55 persen.

Wagner mengatakan para peneliti tidak tahu berapa banyak es di Greenland mencair, juga yang menjadi beku lagi. "Ketika kita melihat meleleh di tempat-tempat yang belum kita lihat sebelumnya, setidaknya dalam jangka waktu yang panjang, itu membuat Anda duduk dan bertanya apa yang terjadi?" kata Kepala Ilmuwan NASA, Waleed Abdalati. "Ini adalah sinyal besar."

Pada waktu yang sama, sebuah gunung es raksasa memisahkan diri dari gletser Petermann di bagian utara Greenland. Sementara National Snow and Ice Data Center pada hari Selasa mengumumkan bahwa area yang dipenuhi dengan es di Kutub Utara terus mendekati rekor rendah.


Third News:

Metrotvnews.com, Washington: Mencairnya lapisan es di Greenland dengan cepat pada Juli ini, membuat ilmuwan NASA tercengang dan khawatir. Mereka khawatir tentang konsekuensi dari perubahan iklim di masa depan.

Mencairnya lapisan itu ditangkap tiga satelit selama empat hari sejak 8 Juli 2012. Puncak tertinggi dan terdingin di Greenland pun menunjukkan tanda-tanda pencairan.

Meski pencairan es adalah fenomena umum di musim panas, apa yang terjadi kali ini sangat tidak biasa. Pasalnya, luas daratan es yang mencair meluas dari 40 persen menjadi 97 persen dalam empat hari.

Sejarah mencatat, pencairan es tercepat terjadi sekitar 150 tahun lalu atau pada 1889. Namun apa yang terjadi kali ini kemungkinan lebih serius memiliki implikasi yang luas.

"Ketika kita melihat pelelehan di tempat-tempat yang belum kita lihat sebelumnya, setidaknya dalam jangka waktu yang panjang, itu membuat Anda duduk dan bertanya apa yang terjadi?" kata Kepala ilmuwan NASA Waleed Abdalati.

Para ilmuwan hingga kini belum bisa menentukan apakah kejadian ini merupakan peristiwa alami yang langka atau memang dipicu oleh pemanasan global buatan manusia. Tapi mereka tahu bahwa lapisan es telah menipis karena perubahan iklim.

Pusat Pemantauan Salju dan Es Nasional AS, Selasa (25/7), mengumumkan bahwa area laut Kutub Utara yang dipenuhi dengan es terus menipis mendekati rekor terendah. (LiveScience/zeenews/wrt3)

0 komentar:

 

Peliharalah

Take Care Of Him..

Advertisement


Mau lihat tips yang lain?
Klik di sini (Info Blog)
 
Ultra Man